JAKARTA - Presedium Pemuda Indonesia (PPI) kembali melakukan aksi di depan Istana Presiden Jakarta, pada Rabu (29/12/22). Aksi yang dilakukan Presidium Pemuda Indonesia terkait isue wacana 3 periode dan atau perpanjangan masa jabatan presiden.
Menurut Ketua Presidium Pemuda Indonesia Dian Assafri Nasa'i, wacana tiga periode dapat merusak konsitusi dan akan menjatuhkan citra Presiden Jokowi.
"Bangsa kita punya UUD 1945 yang telah mengatur secara detail masa jabatan Presiden, kita minta sebaiknya Pak Jokowi jadi Negarawan sejati dan tidak mengikuti bisikan halus orang-orang disekitarnya karena akan berdampak buruk pada tatanan hukum bangsa yang sudah baik" ungkap Dian
Ditempat yang sama Sekjen PPI Syam Tomagola mengingatkan bahwa Presiden Jokowi telah meletakkan hal - hal baik dalam demokrasi dan pembangunan bangsa yang mesti dijaga sampai akhir jabatannya.
"Pak Jokowi telah memiliki legacy, dikenal sebagai bapak infrastruktur. Jika diujung keliru dan ikut rombongan liar yang "merongrong konstitusi" maka akan berdampak buruk pada citra Jokowi di akhir masa jabatan", Ujarnya kepada Wartawan Jabar.indonesiasatu.co.id grup.
Sambungnya, bahwa Presiden-presiden sebelumnya patuh terhadap peraturan, namun jika Jokowi setuju jabatan tiga periode akan menimbulkan dampak negatif bagi bangsa dan negara, seperti kejadian di era reformasi.
"Ibu Mega patuh dan legowo di akhir masa jabatan, SBY pun patuh dan legowo, maka pak Jokowi juga sejatinya mengikuti pendahulunya yang berakhir "husnul khatimah". Kalau pak Jokowi mengikuti bisikan para "sengkuni oligarki" maka khawatir dampaknya buruk seperti yang terjadi pada akhir masa presiden soeharto. Beliau pak Harto Digembar gemborkan masih diingini rakyat jadi presiden seperti kata pak Harmoko ketua MPR (Ketum Golkar) dan Jenderal Faisal Tanjung (saat itu Panglima TNI), ternyata akhirnya nahas. Setelah dilantik jadi presiden, beberapa bulan kemudian dijatuh karena reformasi 98", katanya.
Rusdi ali hanafia selaku Korlap Aksi juga sebagai Bendahara Umum Presidium Pemuda Indonesia (PPI) menambahkan bahwa aksi ini sebagai bentuk aspirasi para aktivis yang peduli kepada negara kesatuan republik indonesia.
"Hari ini 28 Desember 2022 kita (Presidium Pemuda Indonesia) menyampaikan pernyataan sikap depan Istana Negara terkait isue Tiga Periode dan perpanjangan Masa jabatan Presiden, dengan mengangkat tage line "INDINESIA GELAP". PPI minta pak Jokowi jadi negarawan dan bapak bangsa yang meninggalkan legacy untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia. Jokowi jangan terpancing dan terpengaruh oleh para "Sengkuni" disekitar istana dan atau orang orang yang mendorong-dorong isue Presiden tiga periode atau perpanjangan jabatan presiden karena bisa berdampak Gelap dalam tatanan Demokrasi, kesejahteraan rakyat dan juga keamanan", ungkap Rusdi.
Lebih lanjut Syam Tomagola menambahkan dan menjelaskan tentang tatanan bangsa yang sudah Seattle, telah dijalankan dan kelapatuhan pada UUD 1945 yang juga merupakan salah satu amanah reformasi yaitu dengan adanya pembatasan masa jabatan presiden dua periode.
"Kekuasaan itu candu. Jika orang faham esensi kepemimpinan maka tidak mungkin mereka ingin terus berlama lama menjadi pemimpin, karena beratnya tanggung jawab baik dunia maupun akhirat. Kepemimpinan akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT. Lain halnya orang yang ingin jadi penguasa maka dia akan terus berusaha melanggengkan kekuasaannya. Akhirnya bisa terkikis jiwa kemanusiaan yang tak peka pada aturan main dan norma yang berlaku". pungkas Tomagola.***